CONTOH DRAMA BAHASA INDONESIA
AKIBAT KURANG BELAJAR
Guru : Erfin Dimas Fernanda
Pemfitnah : Bagas Ariya Wijaya
Korban fitnah : M.
Reynaldy Amareza Edvandry
Saksi : Muhammad Fahrul Rozi
Teman saksi : Dicky
Hadi Saputra
Bel berbunyi jam terakhir dan guru masuk. Kebetulan wali kelas, guru
biology.
Erfin : Anak-anak, hari ini kita ulangan biology bab 1.
Bagas : Apa? Kemarin belum dibilangi o pak.
Reynaldy : Alhamdulillah, aku sudah baca
sedikit-sedikit. Mudah-mudahan ulanganku lancar. Amiin
Erfin : Ya sudah, ini
tolong dikerjakan di selembar kertas, tulis nama, kelas, dan nomor absen
kalian. Sudah?
Bagas, Reynaldy, Dicky, Rozi
: Sudah
pak.
Erfin membagikan soal
ulangan.
Erfin : Waktunya
30 menit.
Bagas,
Reynaldy, Dicky, Rozi : Ya pak.
Pada waktu ulangan.
Bagas : Rey...
(Dengan berbisik)
Reynaldy : Apa?
(Dengan berbisik)
Dicky : Bisamu
hanya nyontek Gas,Gas.
Bagas : Nggak
i, aku cuma tanya kok.
Dicky : Ya
sudah.
Bagas : No
3 jawabanmu apa? (Dengan berbisik)
Reynaldy : Aku
gak yakin. Tapi menurutku D. Kalau salah ya maaf. (Dengan berbisik)
Karena Bagas tergesa-gesa,
maka jawaban Reynaldy yang belum pasti tersebut ditulis Bagas.
Waktu 30 menit berlalu.
Erfin : Sudah,
jawaban kalian dikumpulkan sekarang!
Para siswa mengumpulkan
jawabannya.
Erfin : Jawaban
kalian akan saya koreksi, selagi saya mengoreksi, tolong baca bab selanjutnya.
Bagas,
Reynaldy, Dicky, Rozi : Ya pak.
Lalu bagas bertanya
Bagas : Rey,
jawabanmu nomor 3 tadi apa?
Reynaldy : Aku
tak ganti C, maaf, tadi kan aku nggak yakin.
Rozi : Kenapa
kamu gak tanya aku saja tadi?
Bagas : Lha
tak kira jawabanmu nggak sama dengan Reynaldy. Awas kamu Rey.
Rozi : Kalian
jangan bertengkar to..
Semua membaca buku.
Erfin : Sudah,
ini hasil ulangan kalian. Reynaldy,,, Dicky,,, Rozi,,, Bagas...
Maju satu persatu.
Bagas : Rey,
kamu dapat berapa?
Reynaldy : Dapat
100. Kamu berapa?
Rozi : Sama
Rey. Kamu dapat berapa lho emangnya Gas?
Bagas : 95.
Gara-gara jawabanmu kamu ganti tadi.
Dicky : Kalian
kok tetap ribut aja.. aku aja yang dapat 85 diam aja.
Bagas : Itu
kan kamu.
Erfin : Sudah,
kalian kok ribut saja. Sudah, saya akhiri jam pelajaran untuk hari ini. Sampai
ketemu lagi.
Bagas,
Reynaldy, Dicky, Rozi : Ya pak.
Keesokan harinya, Reynaldy datang duluan, terus dia keluar kelas untuk
mengambil sesuatu yang ketinggalan, lalu Bagas masuk kelas.
Bagas : Aku
mau mengerjai Reynaldy, biar dia kapok. Uangku bayar SPP sebesar Rp 200000 tak
taruh di tasnya Reynaldy saja. Biar kena tuduh dia.
Tiba tiba Dicky dan Rozi
datang.
Rozi : Kamu
kenapa Gas, kok deket di tasnya Reynaldy, terus tasnya Reynaldy kebuka?
Bagas : Nggak
papa Zi, aku cuma pengen duduk di sini aja. Tadi aku datang sudah kebuka. Aku
mau bantu jaga aja. Biar aman tak tutup aja.
Rozi : Pasti
ada apa-apanya.
Dicky : Beneran?
Biasanya kamu kan bertengkar sama dia? Ya sudah, kamu geser dulu. Aku mau naruh
tasku.
Bagas : Nggak
ada apa-apa. Beneran, iya iya...
Ketika kelas sudah ramai,
Bagas (pura-pura) bingung.
Bagas : Lhoh,
uangku SPP dimana? Tadi ada lho??
Rozi : Masak
gak ada? Kamu lupa ya naruhnya? Apa gak kebawa?
Bagas : Tak
bawa tadi, inget aku.
Rozi : Coba
ingat ingat lagi.
Bagas : Sudah...
Dicky : Ya
sudah, kalau gitu aku mau lapor sama Pak Erfin, sebentar ya.
Bagas : Waduh?
Upp.
Rozi : Kenapa
Gas?
Bagas : Nggak
papa, cepetan cari Pak Erfin.
Dicky : (Muka
agak bingung), ya,ya.
Pak Erfin dan Dicky datang.
Erfin : Saya
dapat laporan dari Dicky bahwa uang SPP Bagas hilang, apa benar Gas?
Bagas : Iya
pak, tadi pagi. Nggak tau yang ambil siapa.
Erfin : Ya
sudah. Anak-anak, tolong geledah tas teman kalian sebangku. Siapa tahu ada yang
mengambilnya.
Tiba-tiba,
Dicky : Lhoh,
di tasnya Reynaldy ada uang Rp 200000.
Erfin : Ini
apa uangmu?
Reynaldy : Bukan,
saya tadi tidak membawa uang sebesar itu.
Bagas : Berarti
itu uangku. Kamu yang ngambil to? Kamu pintar, sayangnya pencuri.
Reynaldy : Apa?
Sumpah, aku gak ngeti apa-apa.
Bagas : Halah,
ngaku aja, pencuri itu gak ada yang ngaku..
Erfin : Sudah,
kalian itu.. Apa ada saksi?
Rozi dan Dicky
mengacungkan tangan
Rozi : Sya
tahu tadi pagi Bagas berada di samping tas Reynaldy yang kebuka.
Dicky : Iya
pak, tadi saya datang sama Rozi bagas kaya habis ngapa-ngapain tas nya
Reynaldy.
Bagas : Heh,
kalian jangan nuduh-nuduh aku genti ta.
Erfin : Hayo,
saksinya ada dua lho. Ngaku apa nggak gas kamu? Nanti kalau gak ngaku saya
laporkan ke guru BK atau nilaimu biology akan saya coret,
Bagas : I..I...Iya
pak, tadi saya yang menaruh uang saya di tas Reynaldy.
Erfin : Kenapa
kamu lakukan itu7?
Bagas : Saya
iri dengan nilai Reynaldy yang bagus-bagus.
Dicky : Makanya,
kamu itu belajar yang rajin. Jangan tanya dan nyontek teman saja. Itu kan, kamu
yang salah juga.
Rozi : Betul
gas, atau kamu itu belajar bareng sama Reynaldy, biar ketularan pintar. Sekarang minta maaf
sana.
Bagas : (Sambil
salaman dengan Reynaldy) Maafkan aku ya Rey, aku tadi benar-benar khilaf.
Reynaldy : Nggak
apa-apa Gas. Lain kali jangan gitu ya.. itu fitnah lo namanya,
Bagas : Iya
Rey, maaf.
Erfin : Sudah,
masalah sudah selesai. Untuk Bagas, karena masalah ini sudah dapat diselesaikan
secara musyawarah, maka bapak hanya
menasehati kamu saja. Supaya jangan kamu ulangi perbuatan itu lagi.
Bagas : Iya
pak.
Semenjak kejadian itu, pertemanan mereka semakin erat. Bagas mau
belajar kelompok dengan Reynaldy, dan ke empat sahabat itu menjadi sahabat yang
semakin utuh.
Komentar
Posting Komentar