BINGUNG HEWAN INI HALAL ATAU HARAM? INI PENJELASANNYA

1.             KELINCI
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أَنْفَجْنَا أَرْنَبًا وَنَحْنُ بِمَرِّ الظَّهْرَانِ ، فَسَعَى الْقَوْمُ فَلَغَبُوا ، فَأَخَذْتُهَا فَجِئْتُ بِهَا إِلَى أَبِى طَلْحَةَ فَذَبَحَهَا ، فَبَعَثَ بِوَرِكَيْهَاأَوْ قَالَ بِفَخِذَيْهَاإِلَى النَّبِىِّصلى الله عليه وسلمفَقَبِلَهَا
“Kami pernah berusaha menangkap kelinci di lembah Marru Zhohran. Orang-orang berusaha menangkapnya hingga mereka kelelahan. Kemudian aku berhasil menangkapnya lalu aku berikan kepada Abu Tholhah. Diapun menyembelihnya kemudian daging paha diberikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan beliau menerimanya.” (HR. Bukhari 5535, Muslim 1953, dan Turmudzi 1789).
Kemudian dalam hadis lain dari Muhammad bin Shafwan radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
أَصَبْتُ أَرْنَبَيْنِ فَلَمْ أَجِدْ مَا أُذَكِّيهِمَا بِهِ فَذَكَّيْتُهُمَا بِمَرْوَةٍ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَأَمَرَنِي بِأَكْلِهِمَا
Saya menangkap 2 kelinci, namun saya tidak mendapatkan alat untuk menyembelihnya, hingga saya bisa menyembelihnya di Marwah. Kemudian aku tanyakan hal itu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menyuruhku untuk memakannya. (HR. Nasai 4313, Abu Daud 2822, Ibnu Majah 3175, dan dishahihkan al-Albani).
Berarti dapat dikatakan kelinci itu halal untuk dimakan.
2.             IKAN LELE
Hidup di air tawar, makan kotoran? Halal / haramkah?
Ibnu Abi Syaiban dalam Al-Mushannaf (5/147/24598) meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau mengurung ayam yang makan kotoran selama tiga hari. [Sanadnya shahih sebagaimana dikatakan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648]
Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah (11/254) juga berkata: “Kemudian menghukumi suatu hewan yang memakan kotoran sebagai jalalah perlu diteliti. Apabila hewan tersebut memakan kotoran hanya bersifat kadang-kadang, maka ini tidak termasuk kategori jalalah dan tidak haram dimakan seperti ayam dan sejenisnya…”
Dari penjelasan diatas, maka ikan lele yang hanya diberikan makanan kotoran manusia, termasuk hewan jallalah, dan ini haram untuk dikonsumsi. Akan tetapi, jika makan kotoran ini jarang-jarang (bukan kebiasaan), maka kembali kepada hukum asalnya, yakni halal (sebagaimana sudah dijelaskan pula di atas).
Kemudian, bagaimana dengan lele yang sudah terlanjur diberikan makanan berupa kotoran, masih bisakah dikonsumsi?
Aljawab, merujuk kepada perbuatan Ibnu Umar, maka ikan-ikan lele ini, dipisahkan (dikarantina) selama 3 (tiga) hari, dan diberikan makanan yang bersih dan halal selama waktu itu. Baru kemudian boleh dikonsumsi.
Andainya membeli dan tidak tahu lele tersebut makan kotoran / tidak, maka Allah tidak akan memberikan dosa kepada pemakannya. Ikan lele termasuk halal.
3.             BEKICOT DARAT
Bekicot darat termasuk dalam hukum hasyarot (hewan kecil yang hidup di darat). Jumhur (mayoritas ulama) mengharamkan hasyarot. Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Majmu’ (9: 16) berkata,
في مذاهب العلماء في حشرات الارض كالحيات والعقارب والجعلان وبنات وردان والفار ونحوها مذهبنا انها حرام وبه قال أبو حنيفة وأحمد وداود وقال مالك حلال
“Dalam madzhab ulama dan madzhab kami (Syafi’iyah), hukum hasyarot (seperti ular, kalajengking, kumbang, kecoak, dan tikus) itu haram. Demikian pula pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan Daud (Azh Zhohiri). Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa hasyarot itu halal.”
Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan,
ولا يحل أكل الحلزون البري , ولا شيء من الحشرات كلها : كالوزغ ، والخنافس , والنمل , والنحل , والذباب , والدبر , والدود كله – طيارة وغير طيارة – والقمل , والبراغيث , والبق , والبعوض وكل ما كان من أنواعها ؛ لقول الله تعالى : (حرمت عليكم الميتة) ؛ وقوله تعالى (إلا ما ذكيتم) ، وقد صح البرهان على أن الذكاة في المقدور عليه لا تكون إلا في الحلق ، أو الصدر , فما لم يقدر فيه على ذكاة : فلا سبيل إلى أكله : فهو حرام ؛
“Tidak halal memakan bekicot darat dan setiap hasyarot lainnya (seperti cecak, kumbang, semut, lebah, lalat, seluruh cacing, kutu, dan nyamuk) karena Allah Ta’ala berfriman (yang artinya), “Kecuali yang kalian bisa menyembelihnya”. Dalil menunjukkan bahwa penyembelihan hanya boleh dilakukan pada tenggorokan atau di dada. Sedangkan yang tidak mampu disembelih, maka jelas tidak boleh dimakan dan makanan seperti ini dihukumi haram.” (Al Muhalla, 7: 405)
Sedangkan ulama Malikiyah tidak menyaratkan hewan yang tidak memiliki darah yang mengalir untuk melalui proses penyembelihan. Mereka menjadikan hukum hasyarot sebagaimana belalang, cukup penyembelihannya dengan cara direbus, dipanggang, atau ditusuk dengan garpu atau jarum hingga mati namun disertai menyebut ‘bismillah’. (Al Mudawanah, 1: 542)
Imam Malik pernah ditanya tentang suatu hewan di daerah Maghrib yang disebut halzun (bekicot) yang biasa berada di gurun dan bergantungan di pohon, apakah boleh dimakan? Imam Malik menjawab, “Aku berpendapat bekicot itu semisal belalang. Jika bekicot ditangkap lalu dalam keadaan hidup direbus atau dipanggang, maka tidak mengapa dimakan. Namun jika ditemukan dalam keadaan bangkai, tidak boleh dimakan.” (Muntaqo Syarh Al Muwatho’, 3: 110)
Jadi, bekicot darat termasuk halal untuk dimakan.

4.             KUDA
Kuda/jaran yg dalam bhs arab disebut al-faros/ al-khoil adalah jenis binatang pemakan rumput (herbivora),ia dapat berlari cepat dan mempunyai indra penciuman dan pendengaran yg sangat tajam.Hukum mengkonsumsi kuda adalah boleh,karena binatang ini adalah binatang yg halal untuk dimakanHanya saja menurut Imam Abu Khanifah,dan Imam Auza'i hukum mengkonsumsi daging kuda adalah makruh.
Beberapa referensi yg menyebutkan hukum pengonsumsian daging kuda diantaranya:
و يحل منها اكل الخيل والزرافة............الحنفية قالوا اكل الخيل مكروه كراهة تنزيه على المفتى بهالشافعية قالوا يحرم اكل الزرافة على المعتمد
الفقه على المذاهب الاربعة ٢/٦
Dan termasuk binatang pemamah biak yg halal dimakan adalah kuda dan jerapah...Kalangan Hanafiyah berpendapat : memakan daging kuda adalah makruh tanzih.Kalangan Syafi'iyah berpendapat jerapah hukumnya haram menurut qaol mu'tamad.
و يحل اكل الضب و الضبع و الثعلب والنعامة و الخيلدالمالكية المشهور عندهم تحريم الخيل و فيه قول باباحتها
الشعب الفقه على المذاهب الاربعة ٤١٦
Halal memakan binatang dlobb,dhobu'/hyena (binatang mirip anjing hutan),tsa'lab (sejenis musang),na'aamah (burung unta) dan kuda.Menurut pendapat yg masyhur dari kalangan Malikiah memakan daging kuda adalah haram,tetapi ada beberapa pendapat dari kalangan ini yg membolehkannya.
و الخيل لخبر الصحيحين عن جابر نهى رسول الله صلى الله عليه و سلم يوم خيبر عن لحوم الحمر واذان فى لحوم الخيل و فيهما عن اسماء " نحرنا على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم فرسا فاكلناه و نحن بمدينة. و اما خبر النهي عن لحوم الخيل فهو منكر كما قاله الامام احمد وغيره، او منسوخ كما قاله ابو داود و بقر وحش و حماره لانها من الطيبات
البيجورى ٢/٤٣٦
Dan dihalalkan memakan daging kuda karena ada hadis yg menerangkan,bahwasanya Rosululloh telah melarang kita makan daging himar dan mengizinkan memakan daging kuda. Meski daging kuda halal,namun binatang tersebut tidak cukup dijadikan sbg binatang kurban.
مسئلة: لا تجزئ التضحية بغير الابل و البقر و الغنم لانه لم ينقل، و قال الحافظ ابن حجر العسقلانى : يعكر عليه ما ذكره السهيلي عن اسماء قالت : " ضحيت على عهده صلى الله عليه و سلم بخيل " . و عن ابى هريرة انه ضحى بخيل. و قال فى التحفة : و كالزكاة فلا يجزئ غيرها، ولا متولد بينها و بين غيرها بخلاف متولد بين نوعين منها على الاوجه.............

اثمد العينين ٤٣١

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WORLD TOUR MALAYSIA : Menara Kembar Petronas

FOLKTALE FROM WEST JAVA : LUTUNG KASARUNG

HIV AIDS