Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

CONTOH PANTUN AGAMA

Bunga kenanga di atas kubur Pucuk sari pandan Jawa Apa guna sombong dan takabur Rusak hati badan binasa

CONTOH PANTUN ADAT

Lebat daun bunga tanjung Berbau harum bunga cempaka Adat dijaga pusaka dijunjung Baru terpelihara adat pusaka

CONTOH PANTUN ADAT

Ikan berenang lubuk Ikan belida dadanya panjang Adat pinang pulang ke tampuk Adat sirih pulang ke gagang

CONTOH PANTUN ADAT

Pohon nangka berbuah lebat Bilalah masak harum juga Berumpun pusaka berupa adat Daerah berluhak alam beraja

CONTOH PANTUN AGAMA

Banyak bulan perkara bulan Tidak semulia bulan puasa Banyak tuhan perkara tuhan Tidak semulia Tuhan Yang Esa

CONTOH PANTUN ADAT

Bukan lebah sembarang lebah Lebah bersarang di buku buluh Bukan sembah sembarang sembah Sembah bersarang jari sepuluh

CONTOH PANTUN ADAT

Menanam kelapa di pulau Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah Adat bermula dengan hukum Hukum bersandar di Kitabullah

Jenis dan Contoh Pantun

Pantun Adat Menanam kelapa di pulau Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah Adat bermula dengan hukum Hukum bersandar di Kitabullah Ikan berenang lubuk Ikan belida dadanya panjang Adat pinang pulang ke tampuk Adat sirih pulang ke gagang Lebat daun bunga tanjung Berbau harum bunga cempaka Adat dijaga pusaka dijunjung Baru terpelihara adat pusaka Bukan lebah sembarang lebah Lebah bersarang di buku buluh Bukan sembah sembarang sembah Sembah bersarang jari sepuluh Pohon nangka berbuah lebat Bilalah masak harum juga Berumpun pusaka berupa adat Daerah berluhak alam beraja Pantun Agama Banyak bulan perkara bulan Tidak semulia bulan puasa Banyak tuhan perkara tuhan Tidak semulia Tuhan Yang Esa Daun terap di atas dulang Anak udang mati di tuba Dalam kitab ada terlarang Yang haram jangan dicoba Bunga kenanga di atas kubur Pucuk sari pandan Jawa Apa guna sombong dan takabur Rusak hati badan binasa Asam kandis asam gelugur Ketiga asam si riang-riang Menangis mayat di

STRUKTUR PANTUN

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini: Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.

PERAN PANTUN

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. Namun, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

PENGERTIAN PANTUN

Pantun (Jawi: ڤنتون) merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi

PANTUN

hati-hati menyeberang jangan sampai titian patah hati-hati di rantau orang jangan sampai berbuat salah

PANTUN

sungguh elok emas permata lagi elok intan baiduri sungguh elok budi bahasa jika dihias akhlaq terpuji

TATA SURYA : BUMI

Gambar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Artikel ini berisi tentang planet. Untuk kegunaan lain, lihat  Bumi (disambiguasi) . Bumi    Foto Bumi, diambil oleh  NASA Penamaan Nama alternatif Tellus/Telluris atau Terra, [catatan 1] Gaia Ciri-ciri  orbit Epos   J2000,0 [catatan 2] Aphelion 152.098.232 km 1,01671388  SA [catatan 3] Perihelion 147.098.290 km 0,98329134 SA [catatan 3] Sumbu semi-mayor 149.598.261 km 1,00000261 SA [1] Eksentrisitas 0,01671123 [1] Periode orbit 365,256363004 hari [2] 1,000017421  tahun Kecepatan orbit  rata-rata 29,78 km/s [3] 107.200 km/jam Anomali  rata-rata 357,51716° [3] Inklinasi 7,155° ke  ekuator   Matahari 1,57869° [4]  ke  bidang invariabel Bujur node menaik 348,73936° [3] [catatan 4] Argumen perihelion 114,20783° [3] [catatan 5] Satelit 1 alami ( Bulan ), 1.070 buatan (pada  24 Oktober 2013 ) [5] Ciri-ciri fisik Jari-jari rata-rata 6.371,0 km [6] Jari-jari  khatulistiwa 6.378,1 km [7] [8] Jari-jari  kut